Sabtu, 04 September 2010

Resmi : Liburan

H-7

dan saya sudah resmi berlibur Lebaran. Hehe. Kantor Koboi, begitu kami menyebutnya, kami libur termasuk lama, 2 minggu. Haha.. Kantor yang sangat fleksibel, mungkin karena sehari-hari kami harus lembur, bahkan selama 1 bulan, sepertinya saya cuma maksimal 5x bisa shalat Maghrib di rumah.. Jadi mungkin sekarang diberi keringanan sebagai bonus :p

Menuju liburan ternyata butuh perjuangan juga, beberapa kerjaan harus disiapkan untuk 2minggu mendatang, dan akhirnya, kami melakukan rutinitas kami. Lembur. Begadang di kantor.

Tapi di sela-sela kesibukan kami, masih sempet juga poto-poto. Bukan hal yang biasa mengingat sehari-hari dengan kerjaan menumpuk semeja. And, here we are..



sampai bertemu 2minggu lagi studio bungker..
dan saya resmi berlibur :D

Rabu, 01 September 2010

God is in the detail

God is in the detail -Mies van der Rohe-

Kalau membicarakan masalah detail arsitektur, sepertinya tepat dengan apa yang saya alami dulu sewaktu bulan-bulan awal bekerja secara profesional, bukan sebagai freelancer atau mahasiswa magang.
Dan kebetulan saya berada di sebuah lingkungan arsitektur yang sangat memperhatikan detail arsitektur. Saya secara tidak langsung diajarkan cara menerapkan detail , mulai dari 'dicekoki' beberapa detail dari arsitek dunia seperti Tadao Ando, Herzog, MVRDV, SANAA, sampai ke arsitek Indonesia sendiri seperti Tan Tjiang Ay, Ahmad Djuhara, Andra Matin, Nataneka, Wilis Kusuma, dan sampai berapapaun yang kalau saya sebutkan pasti keriting jari saya. :p

Seberapa penting detail itu?

Detail arsitektur bukan hanya seperti arsitektur klasik atau artdeco yang terdapat berbagai macam ornamen filosofis, tapi bagaimana menyelesaikan karya arsitektur sampai ke tahap paling kecil, yaitu Detail.

Ya, karena kalau dipikir, itu adalah tugas utama seorang arsitek, menemukan masalah, dan menyelesaikan nya sendiri.

Karena "semakin hebat masalah yang ada, maka akan semakin luar biasa penyelesainnya" begitu kira-kira kata Raul Renanda..

Hal paling kecil dan paling pertama yang saya pelajari adalah TALI AIR/NAT. Dulu sewaktu di Jogja dan di Bali, sepertinya saya kurang memperhatikan masalah ini, entah luput, acuh atau lupa, tapi seingat saya, dari dulu selalu main tabrak aja antara 2 material atau lebih. Hal yang hanya berdimensi kurang lebih 10 - 20 mm itu ternyata menjadi hal yang sangat penting untuk menyatukan 2 material secara tidak langsung.

Hal kecil memang terkadang luput dari mata.

Dan saya masih ingat ketika terkagum2 dengan itu semua di sebuah proyek, prinsipal arsitek saya mengatakan "mulai sekarang jadilah Anak Detail, tujukan mata arsitektur mu ke hal yang paling kecil sekalipun"

Tapi apakah arsitektur hanya konsen ke satu hal? Tidak. Andra Matin melakukan nya dengan baik.
Jika diamati, detail nya terselesaikan, walau tidak serapi dan 'clean' seperti karya-karya Anthony Liu-Ferry Ridwan, Ahmad Djuahara, atau Nataneka, tapi karya Andra Matin menurut saya lebih ke hal yang lebih luas. Keruangan.


Ruang-ruang yang diciptakan selalu menarik, pemilihan material yang tepat, proporsi, skala. Dan semua itu adalah hal dasar yang harus dikuasain arsitek bukan?
Bahkan arsitek seperti Andra Matin saja melakukan nya dari hal dasar dan pertama kita pelajari sewaktu di universitas.

Ngomong-ngomong soal pertama, saya berkesempatan menempatkan beberapa pemikiran kecil tersebut di proyek pertama yang saya pegang. Dengan pemikiran yang hampir sejalan dengan pemilik rumah, sepertinya hal itu menjadi kesempatan saya untuk bereksplorasi.

Work in Progress



ps : dan mengenai posting hasil sayembara, sepertinya 'penyakit arsitek' saya semakin parah. Pelupa. Telat. dan, Malas. :D
(malasnya penyakit saya sendiri. hehe)

Profile

Foto saya
Learn about architectural space at Department of Architecture and Planning Gadjah Mada University and now lives with his architecture with all its colors at Kas+Architecture, Kemang, South Jakarta. This is my blog, so i'll show you all about my thought. Enjoy it.