Minggu, 14 November 2010

Urban Play : Public Furniture. by Irwan Ahmett and Tita Salina

Realized that, there are ways to do to play with this city.



and many more, meet them..
Irwan Ahmet & Tita Salina. Urban Play : Public Furniture

Minggu, 24 Oktober 2010

24 at the 24th

0ctober 2010
no sushi. no raincoat. no love.

but i've got new shirt from Gobi.. hahaha.. thanks alot to bhaskoro





and it's nice to know anyone who really remember your birthday without notification from facebook (by changed my birth date on fb, yes, i did)

then, what have i learned?

i k h l a s
to have no regrets for what has been lost
be thankful for what I've got



h a p p y b i r t h d a y t o m e

Kamis, 21 Oktober 2010

October 21st 2010

Terakhir bertemu lebaran kemarin, beliau masih mengenali suara saya..

Terakhir berpamitan berangkat ke Jakarta, masih terlihat beliau bernyanyi dengan sepupu saya..

Terakhir berkunjung 1 bulan kemarin, masih ada foto saya yang dipajang di ruang keluarga, ya, cuma foto saya, dari ke 12 cucu nya..

Dan kabar itu datang.. membuat saya merasakan betapa terpukulnya ditinggalkan oleh orang yang menganggapmu istimewa di mata nya

selamat jalan Eyang

Senin, 04 Oktober 2010

Filosofi Jam Tangan dan Ferrari

Beberapa hari yang cukup menyita pikiran hanya untuk bertanya "Jakarta, haruskah saya tinggal disini?". Kalau tidak salah semua berawal dari advise sederhana oleh Prinsipal Arsitek saya, Mas Andri. Kenapa di Jakarta arsitektur lebih jauh berkembang daripada kota lainnya. Klien. Ya, di Jakarta arsitektur berkembang karena faktor paling atas dalam rantai arsitektur. hehehe. Sebagai contoh di kota kelahiran saya, sangat sedikit klien yang mau menggunakan arsitek hanya untuk gambar dan desain. Bahkan sangat jarang klien mau diajak untuk eksplorasi desain dan material (diluar kemampuan arsiteknya, tapi sepertinya itulah faktanya)

Gengsi. Kata baru yang saya serap di dunia arsitektur akhir2 ini. Bahwa ternyata klien menggunakan arsitek ternyata juga bisa menjadikan kebanggaan bagi dirinya. Mereka bangga didesain arsitek top di Indoneia (atau luar negeri). Dan pasti sangat tidak bangga ketika rumahnya didesain oleh Nurcholis Akbar. :p

Beberapa jam sebelum saya menulis posting ini, saya dan Prinsipal Arsitek meeting dengan sebuah perusahaan untuk membuat sebuah rumah untuk pejabat di luar jawa. Dan di meeting itu sepertinya presentase kegiatan adalah sebagai berikut :

5% basa basi
10%desain
10%teknis

dan 75% tentang kebanggan dirinya dan perusahaan, tentang image seorang pejabat itu harus terwujudkan di bangunan, tentang membuat ruangan yang kalap, ga masuk akal, dan sangat tidak sesuai kebutuhan, dan tentang menjelek-jelek kan orang lain.

Da**mn. Kenapa dengan orang2 ini, kenapa sangat suka sekali memakai topeng di hadapan orang lain. Apa ini salah Jakarta karena menjadi ibukota? Apa ini salah Jakarta karena kebutuhan disini sangat banyak dan begitu cepat berganti.

Dan saya resmi sangat muak.

Saya pernah dengar ada sebuah filosofi tentang jam tangan dan ferrari, kebetulan waktu meeting hal itu muncul kembali ke permukaan.
Kira-kira seperti ini :

"Hei kamu, kalau boleh memilih, mana yang akan kamu beli, sebuah mobil Ferrari atau Jam Tangan?"

pilihlah mobil ferrari jika kamu hanya ingin terlihat tidak sebagaimana aslimu. Jika kamu mengendarai sebuah mobil Ferrari di jalanan ibukota, apakah orang2 akan melihat mu? atau hanya melihat mobilmu?

dan ketika kamu memilih untuk membeli jam tangan, dan dengan itu bisa membuatmu lebih tepat waktu, apakah orang2 akan melihat jam tanganmu yang tersembunyi di balik jas mu? bahkan mereka tidak peduli apakah yang kamu pakai itu Rolex atau jam tangan yang kamu beli di pasar. Karena mereka akan melihatmu sebagai orang yang disiplin dan tepat waktu. Melihat dirimu dari usahamu.

memang benar apa yang teman saya tulis di Twitter beberapa waktu lalu..
Jakarta?
sepertinya hanya bisa dinikmati ketika engkau menutup mata dan telingamu.

October 4th 2010
permata hijau.
pulang lembur.

Sabtu, 04 September 2010

Resmi : Liburan

H-7

dan saya sudah resmi berlibur Lebaran. Hehe. Kantor Koboi, begitu kami menyebutnya, kami libur termasuk lama, 2 minggu. Haha.. Kantor yang sangat fleksibel, mungkin karena sehari-hari kami harus lembur, bahkan selama 1 bulan, sepertinya saya cuma maksimal 5x bisa shalat Maghrib di rumah.. Jadi mungkin sekarang diberi keringanan sebagai bonus :p

Menuju liburan ternyata butuh perjuangan juga, beberapa kerjaan harus disiapkan untuk 2minggu mendatang, dan akhirnya, kami melakukan rutinitas kami. Lembur. Begadang di kantor.

Tapi di sela-sela kesibukan kami, masih sempet juga poto-poto. Bukan hal yang biasa mengingat sehari-hari dengan kerjaan menumpuk semeja. And, here we are..



sampai bertemu 2minggu lagi studio bungker..
dan saya resmi berlibur :D

Rabu, 01 September 2010

God is in the detail

God is in the detail -Mies van der Rohe-

Kalau membicarakan masalah detail arsitektur, sepertinya tepat dengan apa yang saya alami dulu sewaktu bulan-bulan awal bekerja secara profesional, bukan sebagai freelancer atau mahasiswa magang.
Dan kebetulan saya berada di sebuah lingkungan arsitektur yang sangat memperhatikan detail arsitektur. Saya secara tidak langsung diajarkan cara menerapkan detail , mulai dari 'dicekoki' beberapa detail dari arsitek dunia seperti Tadao Ando, Herzog, MVRDV, SANAA, sampai ke arsitek Indonesia sendiri seperti Tan Tjiang Ay, Ahmad Djuhara, Andra Matin, Nataneka, Wilis Kusuma, dan sampai berapapaun yang kalau saya sebutkan pasti keriting jari saya. :p

Seberapa penting detail itu?

Detail arsitektur bukan hanya seperti arsitektur klasik atau artdeco yang terdapat berbagai macam ornamen filosofis, tapi bagaimana menyelesaikan karya arsitektur sampai ke tahap paling kecil, yaitu Detail.

Ya, karena kalau dipikir, itu adalah tugas utama seorang arsitek, menemukan masalah, dan menyelesaikan nya sendiri.

Karena "semakin hebat masalah yang ada, maka akan semakin luar biasa penyelesainnya" begitu kira-kira kata Raul Renanda..

Hal paling kecil dan paling pertama yang saya pelajari adalah TALI AIR/NAT. Dulu sewaktu di Jogja dan di Bali, sepertinya saya kurang memperhatikan masalah ini, entah luput, acuh atau lupa, tapi seingat saya, dari dulu selalu main tabrak aja antara 2 material atau lebih. Hal yang hanya berdimensi kurang lebih 10 - 20 mm itu ternyata menjadi hal yang sangat penting untuk menyatukan 2 material secara tidak langsung.

Hal kecil memang terkadang luput dari mata.

Dan saya masih ingat ketika terkagum2 dengan itu semua di sebuah proyek, prinsipal arsitek saya mengatakan "mulai sekarang jadilah Anak Detail, tujukan mata arsitektur mu ke hal yang paling kecil sekalipun"

Tapi apakah arsitektur hanya konsen ke satu hal? Tidak. Andra Matin melakukan nya dengan baik.
Jika diamati, detail nya terselesaikan, walau tidak serapi dan 'clean' seperti karya-karya Anthony Liu-Ferry Ridwan, Ahmad Djuahara, atau Nataneka, tapi karya Andra Matin menurut saya lebih ke hal yang lebih luas. Keruangan.


Ruang-ruang yang diciptakan selalu menarik, pemilihan material yang tepat, proporsi, skala. Dan semua itu adalah hal dasar yang harus dikuasain arsitek bukan?
Bahkan arsitek seperti Andra Matin saja melakukan nya dari hal dasar dan pertama kita pelajari sewaktu di universitas.

Ngomong-ngomong soal pertama, saya berkesempatan menempatkan beberapa pemikiran kecil tersebut di proyek pertama yang saya pegang. Dengan pemikiran yang hampir sejalan dengan pemilik rumah, sepertinya hal itu menjadi kesempatan saya untuk bereksplorasi.

Work in Progress



ps : dan mengenai posting hasil sayembara, sepertinya 'penyakit arsitek' saya semakin parah. Pelupa. Telat. dan, Malas. :D
(malasnya penyakit saya sendiri. hehe)

Sabtu, 29 Mei 2010

Untitled

Sepertinya karena pengumpulan sayembara yang dulu mundur, pengumuman pun juga ikut mundur. Jadi blm bisa posting karya, karena pasti kena marah. Prinsipal arsitek saya selalu menegaskan kalau jangan mempublish karya dulu sebelum itu dipublish oleh yang lain..

Ok.



Le Corbusier Chair and Barcelona Chair

Saya akhir-akhir ini sedang senang mempelajari tentang furniture. Terutama kursi. Sepertinya sewaktu kuliah yang saya tahu hanya Barcelona Chair dan Armchair bikinan Le Corbu. Hehe. Dan ketika masuk di dunia kerja, ternyata pengetahuan tentang hal-hal seperti itu sangat penting, dan mungkin karena saya dicekoki buku tentang furniture oleh prinsipal saya.

Sekarang lumayan familiar dengan Eames, Panton, bahkan yang lokal seperti Alvin. Ternyata semakin dipelajari arsitektur semakin menarik karena hal-hal kecil yang berpengaruh terhadap arsitektur. Ada kalimat unik yang pernah saya dengar dr teman kuliah saya beberapa bulan lalu.

"Engineers know everything ‘bout something, and architects know something ‘bout everything".

Minggu, 23 Mei 2010

Vacuum



Kalo dilihat, 8 bulan sudah tidak menulis di blog.. cukup buruk.. tapi entah kenapa sedang ingin menulis.. dan tiba2 tertarik ngeblog lagi.. So, saatnya meramaikan blog ini dengan karya2 terbaru..

So.. Watch Out!!

Coming Soon : Sayembara Rumah Sudut


25mei2010

Photobucket

Profile

Foto saya
Learn about architectural space at Department of Architecture and Planning Gadjah Mada University and now lives with his architecture with all its colors at Kas+Architecture, Kemang, South Jakarta. This is my blog, so i'll show you all about my thought. Enjoy it.